Hukum BAB Pada Siang Hari Bagi Yang Puasa

Pertanyaan:

Bagaimana hukumnya puasa seseorang yang melakukan Buang Hajat Pada Siang Hari? Betulkah dapat membatalkan puasanya?

Uraian Permasalahan:

Rukun Shoum itu ada 3, yaitu:

1. Niat 
2. Sho-im (orang yang berpuasa)
3. Tarku Mufath-thirin (meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa)

Dari sekian banyak yang dapat membatalkan puasa adalah masuknya sesuatu ke dalam lubang dubur. Dalam hal ini, kemungkinan terjadinya ketika pelaksanaan istinja (bersuci setelah buang hajat), yaitu masuknya jari-jari tangan ke dalam lubang dubur. Untuk menghindari hal ini maka ketika sedang istinja, kita hanya boleh meratakan jari-jari tangan kita kemudian mengusap-usapkannya untuk membersihkan kotoran/bekas tinja yang masih nempel di wilayah sekitar lubang dubur , tidak boleh dengan memasukkan jari tangan ke dalam lubang dubur karena dapat membatalkan puasa. 

Dalam hal ini, Syekh An-Nawawi Al-Bantani dalam Syarah Kitab Safinah ketika menyarahi tentang permasalahan ini, beliau mengutip keterangan Gurunya Guru beliau yakni Al'allaamah Syekh Manshur Ath-Thoblaawi yang menyatakan:

......ومثل الأصبع غائط خرج منه ولم ينفصل ثم ضم دبره

Yang maksudnya kurang lebih bahwasanya sama halnya seperti jari yang masuk ke dalam lubang dubur dihukumi batal pula puasanya seseorang jika ketika Buang hajat kemudian pas tinja belum tuntas keluar dengan "tidak adanya hajat" dipotongnya di tengah jalan dengan menutup lubang duburnya. Sehingga ada bagian tinja yang sudah dzohir keluar dari dubur kemudian "nyoropot" masuk lagi. Apalagi jika sebelum "nyoropot" nya lagi terlebih dahulu sudah ketempelan sesuatu seperti "kakecretan" air atau yang lainnya.

Catatannya:

Sekiranya adanya hajat yang memang tidak dapat dihindari baik yang katagori normal seperti tidak tahan menahan untuk tidak menutup lubang dubur (nahan ngaheujeun) dan yang akhirnya putus juga atau yang katagori insidental contohnya seperti ketika sedang enak BAB tiba-tiba dipinggir kita ada suara petasan yang sangat keras sehingga saking kagetnya sampai-sampai spontanitas menutup lubang dubur dan yang akhirnya putus juga, maka hal itu tidak menjadi madlorot bagi puasanya. 

Jadi kesimpulan dari uraian di atas bahwasanya BAB pada siang hari bagi yang sedang berpuasa kalau tidak hati-hati bisa kemungkinan dapat membatalkan puasa.

Memang alangkah baiknya jika kita mengikuti apa yang disarankan para Ulama seperti Imam Ghozali yang menyarankan bagi yang sedang berpuasa kalau bisa BAB itu dilaksanakan di malam hari. Bahkan saking ihthiatnya sering kita mendengar perkataan sepuh kita sedang mengqodlo puasanya gara-gara pernah BAB di siang hari.

والله اعلم بالصواب